BUOL-Konferensi pers terkait penindakan disiplin terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) yang digelar di ruang Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Buol, Rabu (01/06/2022) memunculkan sejumlah asumsi dan tanda tanya terhadap awak media.
Dikabarkan, selain insan pers dari berbagai perusahaan media, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut Sekretaris Kabupaten Buol, Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Inspektorat dan Kadis Kominfo Buol.
Betapa tidak, konfrensi pers yang terkesan dadakan ini, difasilitasi oleh Dinas Kominfo daerah setempat tanpa persiapan selayaknya konferensi pers resmi dengan terlebih dahulu melayangkan undangan kepada pihak media.
"Awalnya, para awak media belum tau jelas materi apa yang akan dibahas dalam konpres ini, tapi mendadak dapat undangan dari kominfo untuk datang kesini "keluh seluruh Wartawan yang hadir.
Berikut para awak media tadinya mengira bilamana konpres tersebut berkaitan seputar klarifikasi pihak Pemda Buol, berkenaan dengan aksi unjuk rasa dari AMPB yang baru saja terjadi kemarin.
"Ternyata konpresnya tentang penindakan disiplin ASN, Kominfopun dianggap mendadak mengagendakan kegiatan ini, "Tambah para insan pers saat itu.
Diketahui kegiatan konpres yang dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022 ini, kembali menuai kontroversi berkaitan dengan sejumlah awak media yang belakangan dipermasalahkan oleh Dinas Kominfo Buol karena tidak termasuk dalam daftar media yang terakomodir.
"Selama 17 Tahun menggeluti dunia jurnalistik, baru kali ini dipermasalahkan oleh seorang yang bahkan berpredikat sebagai Kepala Dinas bilamana media saya tidak masuk dalam daftar kerjasama dengan Dinas Kominfo, "ungkap Sutriadi Lasuma dari Media Taruna News dengan nada kesal.
Baca juga:
Wapres RI ke Sulsel Bahas MPP dan UMKM
|
Kalau memang ada 10 media yang terkontrak dan masuk dalam mitra Diskominfo, tolong tunjukkan rilis-rilis pemberitaan sebagai bukti kemitraan dan kerjasamanya, "lanjut Sutriadi lagi.
Dia mengatakan, jangan sampai ada oknum-oknum di lingkup Diskominfo yang memanfaatkan kedekatan ataupun kesempatan dalam mengakomodir media-media sesuka hati dan kemauan golongan mereka saja.
Lebih miris lagi, Diskominfo Buol bahkan tidak menyediakan anggaran liputan untuk awak media dalam konferensi pers yang berlangsung sekitar dua jam tersebut.
(Tim)